Not the Wrong Choice
(By Liarasati)


Size | 24 MB (24,083 KB) |
---|---|
Format | |
Downloaded | 626 times |
Last checked | 11 Hour ago! |
Author | Liarasati |
Panggilan telepon di suatu malam yang mengabarkan kalau Ayahnya jatuh sakit membuat hati Gita goyah, ia tidak ingin pulang dan membuktikan diri kalau ia tak lagi memedulikan Ayahnya. Namun, bujuk rayu Tante Winda, adik ibunya, yang mengatakan Niken dan anaknya, Prita kemungkinan besar akan menguasai harta Ayahnya membuat Gita berpikir ulang. Ia pulang dengan perasaan tidak nyaman, antara merindukan Ayahnya, sekaligus benci dengan kenyataan kalau Ayahnya hidup nyaman dengan wanita yang berstatus ibu tirinya itu.
Kunjungannya ke rumah sakit tempat Ayahnya di rawat mempertemukannya dengan Abdi Putra Mulawarman, pria berusia 37 tahun dan telah berprofesi sebagai Dokter Spesialis Penyakit dalam. Gita merasa tak asing melihat wajah itu meski ia tak mampu mengingatnya. Abdi dengan pembawaan tenang dan murah senyum, ditambah lagi dengan profesinya sebagai seorang Dokter ternyata menarik perhatian Prita, anak Niken, yang sebelumnya telah mengenalnya akibat dari rencana perjodohan Ibunya dan Ibu Abdi. Meski tanpa rencana perjodohan sekalipun Prita telah jatuh hati. Ada suatu kejadian dimana Gita mendengar percakapan Ibu Tiri dan Kakak Tirinya itu, Gita lantas menyusun siasat. Ia ingin Prita gagal mendapatkan Abdi sebagai pendampingnya.
Tidak butuh usaha berlebih dari Gita, hanya dengan memberanikan diri mengajak Abdi bertemu di suatu sore, Gita mengaku jatuh cinta pada pandangan pertama, ia berdalih tak akan sanggup jika melihat Abdi sampai menikah dengan Prita. Abdi yang memang tidak punya perasaan lebih kepada Prita justru penasaran dengan wanita yang baru saja dikenalnya itu. Diakuinya Gita cukup membuatnya terkesan meski tak mengungkapkan langsung, berhubung itu pertemuan pertama mereka.
Tanggapan dingin dari Abdi membuat Gita merasa rencana gilanya kali itu gagal. Namun, ternyata tak demikian. Karena setelah lima hari berlalu sejak terakhir ia bertemu dengan Abdi, Gita terkejut dengan persiapan keluarga Ibu Tirinya yang mengatakan kalau keluarga Abdi akan datang melamar. Gita semakin terpuruk, sudah hadir dibenaknya untuk kembali ke Sydney saat itu juga. Tapi rupanya nasib berkata lain, kedatangan Abdi ke rumah keluarganya ternyata untuk melamar Gita. Ya, Sagita Ayu adalah wanita yang dipilih Abdi. Gita merasa hari itu adalah hari kemenangannya, apalagi melihat Prita yang menangis, dengan tanpa pikir panjang Gita menerima lamaran Abdi.
Menjalani pernikahan dengan Abdi tidak sulit, pria penyabar itu sangat pengertian. Abdi berusaha baik untuk menerima Gita sebagai istri yang juga punya kekurangan, sekaligus berusaha membuka hatinya yang sejak lama menyimpan nama lain. Wanita masa lalu yang membuat Abdi sulit untuk membuka hati, bukan karena rasa cinta yang masih tertanam, namun karena kejadian buruk itu terus menghantuinya. Namanya, Adara, mantan pacar Abdi semasa kuliah kedokteran yang meninggal bunuh diri, menabrak pembatas jalan hingga masuk ke jurang dengan mengendarai mobil Abdi yang sengaja dipinjamnya. Abdi sangat dibuat syok ditambah lagi ternyata Adara mempunyai penyakit mental, Bipolar Disorder yang sama sekali tak disadari Abdi.
Abdi menghilang, ia menenangkan diri pergi ke berbagai negara untuk menghilangkan kenangan buruk, sekaligus berusaha membangun pribadinya lebih baik lagi. Namun, kepergiannya yang tanpa jejak membuat masalah lain, Indira, adik dari Adara menaruh dendam ke Abdi, menganggap penyebab kematian Adara. Abdi yang hilang tanpa kabar membuat Indira menempuh jalan lain, mendekati tunangan Adelia Putri Mulawarman adik perempuan Abdi. Indira berhasil meluluhkan Satria, tunangan Adelia, hingga membuat Adelia frustrasi dan susah move on. Abdi memiliki rasa bersalah yang besar kepada Adelia, dia yang menjadi akar segala kekacauan.
Sama-sama tidak mengetahui masa lalu masing-masing Abdi dan Gita menjalani pernikahan yang terbilang harmonis. Gita menganggap Abdi sosok suami yang mungkin berbeda dari Ayahnya, meski ketakutan yang disimpannya tetap tak berkurang, hingga Gita memutuskan memasang alat kontrasepsi di tubuhnya, ia takut memiliki anak, ia takut kalau-kalau Abdi tidak sesempurna yang ia saksikan, Gita berusaha membentengi dir...”