Mengapa Aku Harus Membaca?
(By Abinaya Ghina Jamela)


Size | 27 MB (27,086 KB) |
---|---|
Format | |
Downloaded | 668 times |
Last checked | 14 Hour ago! |
Author | Abinaya Ghina Jamela |
Ayahku tidak seperti Mufasa.Tapi itu tidak membuat aku jadi cengeng seperti Simba. Hakuna matata, saja! Aku mempunyai ibu. Aku baik-baik saja walaupun ayahku tidak melakukan apa-apa untukku. Aku baik-baik saja walaupun ayahku tidak bisa mengantarku sekolah, tidak bisa menemaniku main sepeda, tidak bisa mengantarku ke dokter jika aku sakit, tidak bisa mengambil raporku, tidak bisa mengajak aku makan es krim, tidak bisa menemaniku menggambar.
Ayahku mungkin sudah menjadi orang sibuk sekarang. Jadi dia tidak bisa menengokku atau meneleponku sebentar saja. Aku tidak tahu kapan dia akan datang. Aku juga tidak tahu sedang apa dia di sana tepat saat ini. Aku sudah membuatkannya sebuah puisi. Puisi yang bikin ibuku menangis dan memelukku. Aku membahas tentang ketiadaan ayahku di puisiku. Tapi aku sedih sekali ketika ayahku hanya bilang,semangat terus ya Naya, terus berkarya. Aduh ayah, aku membuat puisi itu untuk ayah.
Tapi setelah aku pikir-pikir, aku tidak mau bodoh seperti Simba. Hakuna Matata! Walaupun tidak ada ayah. Walaupun ayah lupa rencananya datang, melihatku, aku bisa bertahan hidup. Duniaku belum berakhir. Aku baik-baik saja. Aku masih punya bunda dan om. Buktinya, aku masih bisa menulis, membaca, menerbitkan buku, dan melakukan hal menyenangkan lainnya. Hakuna matata!
Sebagai kalimat penutup, aku punya pesan untuk semua ayah di dunia, Ayah, tolong dengarkan aku, kali ini saja. Tapi jika ayah tidak bisa, hakuna matata!
(Tidak Ada Ayah di Dekatku, Hakuna Matata Saja!)”