“Book Descriptions: Suatu pagi, Munarto, seorang pematung terkenal sekaligus orang terkaya di Desa Ledok Awu, ditemukan mati. Di pondok kerjanya, sedang memahat patung batu yang tak punya tubuh selain bagian kaki, bersimbah darahnya sendiri.
Pertanyaan "Siapa?" hanya akan memunculkan segerombolan tersangka. Meski bergantung nafkah padanya, ada terlalu banyak penduduk desa yang menginginkan kematiannya. Dendam terhadap keluarga Munarto telah menjadi warisan turun-temurun. Jadi, yang bisa ditanyakan adalah "Mengapa?"
Dari setumpuk alasan yang ada, mana yang akhirnya membuat lelaki itu kehilangan nyawa?
"Saya mengagumi kepiawaian Chandra Bientang meramu kisah dengan unsur kedaerahan yang kental. Bersiaplah untuk disergap oleh rangkaian muslihat yang mencengangkan. -Abi Ardianda, penulis Kelab dalam Swalayan dan Laila Tak Pulang.
"Chandra Bientang telah menggarap seni tersendiri dalam menuliskan ceritanya." -Kurnia Effendi, sastrawan senior.” DRIVE